a. Pengertian
Komunikasi
Kegiatan komunikasi sudah menjadi sebagian besar kegiatan
kita sehari-hari, mulai antar teman atau pribadi, kelompok, organisasi atau
massa. Kalau lebih teliti lagi banyak kegagalan dari komunikasi yang kita
lakukan. Bisa jadi bentuknya karena tujuan yang kita inginkan belum tercapai,
misalnya tercapainya kesepahaman, bertambahnya informasi, perubahan sikap pada
teman/orang lain.
Kegiatan komunikasi pada prinsipnya adalah aktivitas
pertukaran ide atau gagasan. Secara sederhana, kegiatan komunikasi
dipahami sebagai kegiatan penyampaian dan penerimaan pesan atau ide dari satu
pihak ke pihak lain, dengan tujuan untuk mencapai kesamaan pAndangan atas ide
yang dipertukarkan tersebut.
Elemen-elemen yang terdapat dalam komunikasi adalah:
- Komunikator : orang yang menyampaikan
pesan
-
Pesan
: ide atau informasi yang disampaikan
-
Media
: sarana komunikasi
- Komunikan : audience,
pihak yang menerima pesan
- Umpan Balik : respon dari
komunikan terhadap pesan yang diterimanya
Dalam kehidupan nyata mungkin ada yang menyampaikan pesan/
ide; ada yang menerima atau mendengarkan pesan; ada pesan itu sendiri; ada
media dan tentu ada respon berupa tanggapan terhadap pesan. Secara ideal,
tujuan komunikasi bisa menghasilkan kesepakatan-kesepakatan bersama terhadap
ide atau pesan yang disampaikan.
Fungsi Komunikasi
- Membangun Konsep Diri (Establishing Self-Concept)
- Eksistensi Diri (Self Existence)
- Kelangsungan Hidup (Live Continuity)
- Memperoleh Kebahagiaan (Obtaining Happiness)
- Terhindar dari Tekanan dan Ketegangan (Free
from Pressure and Stress)
b. Kebiasaan Positif dalam Berkomunikasi
Dalam kenyataan kehidupan sehari-hari,
dimanapun dan kapanpun kita berada, serta dengan siapapun kita berkomunikasi
sering atau kadang-kadang terjadi pembiasaan sikap perilaku positif secara
spontanitas di saat diri kita berkomunikasi dengan orang lain. Pembiasaan dapat
terjadi dalam bentuk verbal, refleksi gerakan fisik, tampilan bahasa tubuh, dan
lain sebagainya. Dalam bentuk verbal, misalnya: disaat orang lain berbicara biasanya
spontan kita berkata “IYE” atau “IYA” dsb.Dalam bentuk gerakan fisik, misalnya:
disaat kita berbicara ataukah orang lain berbicara biasanya kedua tangan
spontan pindah atau bergerak atau berada pada bagian depan bawah perut, dsb. Dalam
bentuk bahasa tubuh, misalnya: disaat orang lain berbicara biasanya secara
spontan posisi mulut dan bibir senyum simetris, dsb.
c. Kebiasaan Buruk Dalam Berkomunikasi
Dalam kenyataan kehidupan sehari-hari,
dimanapun dan kapanpun kita berada, serta dengan siapapun kita berkomunikasi
sering atau kadang-kadang terjadi pembiasaan sikap perilaku positif secara
spontanitas di saat diri kita berkomunikasi dengan orang lain. Pembiasaan dapat
terjadi dalam bentuk verbal, refleksi gerakan fisik, tampilan bahasa tubuh, dan
lain sebagainya.
Dalam
bentuk verbal, misalnya: disaat orang lain berbicara biasanya spontan kita
berkata “Alla....Gayanya...” dsb. Dalam bentuk gerakan fisik, misalnya: disaat
kita berbicara ataukah orang lain berbicara biasanya kedua tangan spontan
pindah atau bergerak atau berada pada bagian depan bawah perut, dsb. Dalam
bentuk bahasa tubuh, misalnya: disaat orang lain berbicara biasanya secara
spontan posisi mulut dan bibir senyum simetris
Bagaimana Menjadi Pembicara Efektif ?
Ada tiga macam perilaku berbicara
dalam berkomunikasi yakni: perilaku agresif;
perilaku pasif dan perilaku asertif.
Perilaku berbicara agresif
adalah cara berbicara yang bersifat konfrontasi, keras, kasar. Si pembicara
tidak tertarik akan apa yang dikatakan pendengar.
Perilaku pasif adalah
kebalikan dari agresif. Si Pembicara berusaha menyenangkan lawan bicara,
cenderung berbicara secara halus, khawatir melakukan kesalahan.
Sedangkan Perilaku berbicara asertif adalah berbicara secara langsung, jujur, dan berorientasi pada tujuan,
menggunakan kemampuan mendengar aktif. Perilaku asertif cenderung membina
sesuatu dalam hubungan positif jangka panjang, saling menghormati dan saling
memuaskan kepentingan lawan bicara.
Pentingnya
Memperhatikan Pesan dalam Komunikasi
Suatu kesalahan yang sering terjadi
pada setiap pihak di saat proses komunikasi sedang berlangsung sehingga
menyebabkan komunikasi itu tidak efektif adalah tidak memperhatikan pesan
dengan baik ketika orang lain (pihak pertama sebagai pembicara). Kesalahan ini
terjadi hampir dialami oleh setiap orang terutama bilamana dalam kondisi tidak
kondusif, misalnya karena suasana bising, menghayal, kondisi lapar, tidak
sehat, dan seterusnya. Bilamana hal terjadi, maka kemungkinan banyak pula
konsekuensi yang terjadi, diantaranya : merasa kecewa, tidak dihargai, dan
hubungan kurang harmonis, dan seterusnya. Anda sendiri bisa bayangkan
kemungkinan konsekuensi apa saja yang akan terjadi bilamana suatu pesan dalam
komunikasi tidak diperhatikan dengan baik
d. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam berkomunikasi
Bagiamana membangun sebuah komunikasi efektif tersebut, berikut
beberapa hal yang sebaiknya jadi pertimbangan untuk dikembangkan :
Kontak Mata
Hal pertama yang dilakukan seorang pembicara yang baik
adalah menatap lawan bicara dan mengambil jeda untuk memulai sebuah
pembicaraan. Ini merupakan salah satu cara yang membantu untuk menciptakan
kesan baik pada lawan bicara. Usahakan mempertahankan kontak mata sepanjang
pembicaraan, agar lawan bicara Anda tak merasa diabaikan.
Ekspresi Wajah
Wajah merupakan cermin kepribadian individual. Ekspresi
wajah mengungkapkan pikiran yang sedang melintas pada diri seseorang. Sebagi
contoh: sebuah senyum mengungkap keramah-tamahan dan kasih-sayang ; Mengangkat
alis mata menunjukan ekpresi heran. Semua emosi dan berbagai macam tingkah
manusia diekspresikan dalam emosi yang berbeda yang tergambar di wajah. Jadi
saat melakukan komunikasi tunjukan ekspresi bahwa Anda tertarik dengan bahan
pembicaraan.
Postur Tubuh
Setiap gerak-gerik tubuh saat berbicara mesti
dikoordinasikan dengan kekuatan meyakinkan dari Anda. Mereka bisa jadi semacam
tambahan untuk cara efektif yang dapat ditangkap secara visual daripada secara
verbal. Sebagai contoh : menundukan kepala menunjukkan penyelesaian pernyataan;
mengangkat kepala menunjukkan akhir pertanyaan ; Terlalu sering menggerakan
bagian tubuh mengungkapkan sedang bergegas atau kebingungan. Untuk itu
perhatikan gerak-gerik Anda saat melakukan komunikasi dengan lawan bicara.
Selera Berbusana
Busana memiliki tugas penting dalam menimbulkan kesan. Orang
yang berbusana sesuai dengan struktur tubuh mereka nampak lebih menarik.
Penampilan fisik seseorang dan busana yang dikenakan membuat dampak pasti pada
proses komunikasi. Kita semua berbusana dan mungkin banyak diantara kita tak terlalu
memperhatikan, namun hal kecil ini memiliki peran untuk sebuah efektif. Jika
kita memperhatikan bagaimana cara berbusana, hal itu akan memperbaiki kemampun
komunikasi kita.
Komunikasi efektif sangat layak Anda perhitungkan dalam membangun karir Anda.
Dengan komunikasi yang baik tentunya akan mendukung segala aktivitas kerja yang
kita lakukan. Bidang pekerjaan komunikasi seperti presenter dan sejenisnya
sangat ditentukan oleh bagaimana cara kita berkomunikasi dalam menyampaikan
sesuatu. Banyak faktor yang dapat membuat apa yang akan kita sampaikan menjadi
lebih berkualitas. Seperti kesiapan mental, penguasaan bahan,
kelengkapan sarana pendukung serta hal-hal lainnya. Adakalanya Anda
merasa ‘nervous’
hingga untuk mengungkapkan sesuatu Anda malah kehilangan percaya
diri. Berikut tips dasar dalam berkomunikasi
:
1.
Gunakan kalimat seefektif mungkin
Uraikan
isi pembicaraan dengan kalimat efektif dan langsung mengena pada
sasaran. Hindari mengungkapkan informasi detail yang kurang relevan, seperti, “Tadi
sebelum menuju tempat ini saya bertemu famili saya di suatu tempat….”. Biasanya
lawan bicara Anda tidak akan peduli dengan informasi yang tidak berhubungan
dengan topik pembicaraan. Hindari penggunaan idiom bahasa yang kurang/tidak dimengerti calon
pendengar Anda.
2. Jangan mengungkapkan pengulangan ide/pokok
bahasan
Jika
Anda ingin mengungkapkan ide, entah pada bos atau dalam suatu rapat, ketahui
lebih dulu apakah ide tersebut sudah pernah diungkapkan oleh yang lain. Jika
sudah, lebih baik Anda tidak usah mengungkapkannya. Karena umumnya orang tidak
akan tertarik mendengarkan pengulangan sebuah ide. Dalam presentasi suatu
analisa, usahakan tidak terjadi pengulangan kalimat-kalimat yang merupakan
teori ataupun kesimpulan. Aturlah urutan penyampaian agar lebih fokus saat menyampaikannya.
3. Jangan berbicara terlalu lambat
Tutur
kata yang terlalu pelan dan lamban hanya akan membuat lawan bicara Anda bosan
dan tidak sabar. Lagi pula gaya bicara Anda yang terlalu pelan akan mengesankan
Anda ragu-ragu dan tidak percaya diri. Karena itu bicaralah dengan nada yang
optimis dan penuh percaya diri.
Namun
yang patut kita ingat, bukan berarti Anda harus berbicara secara cepat tanpa
ritme. Anda harus pAndai menentukan ritme bicara,
dimana harus berbicara dan dimana harus berhenti. Ritme yang tepat dalam
berkomunikasi tentunya didapat setelah Anda sering melakukan latihan/pengalaman
orasi yang cukup.
4. Hindari
gumaman yang terlalu sering
Gumaman
yang terlalu sering hanya akan mengganggu pembicaraan Anda. Lagipula lawan
bicara Anda akan merasa lelah menunggu kapan pembicaraan Anda selesai. Sebisa
mungkin minimalkan atau hilangkan gumaman seperti “
ehmmm…., eeee…., oooo…..",
dsb. Hal ini juga akan mengurangi respek calon
pendengar Anda, karena Anda dinilai tidak menguasai materi pembicaraan.
e. Hindari
humor yang tidak perlu
Melontarkan
humor memang sah-sah saja untuk menyegarkan suasana. Namun, Anda harus tanggap
membaca suasana setelah Anda mengungkapkan humor. Apakah lawan bicara Anda
benar-benar terpancing tertawa atau tertawa dengan terpaksa. Atau bahkan
menunjukkan wajah yang terganggu dengan humor Anda. Jika lawan bicara Anda
tidak tertarik dengan humor Anda, teruskan pembiraan kembali. Jangan memaksa
lawan bicara untuk mentertawakan humor Anda yang telah gagal. Dengan
mempelajari dan melakukan tips diatas, Anda dapat bermokunikasi secara lebih
efektif sekaligus melatih diri Anda menjadi pribadi yang efektif. Ingat
keefektifan diperlukan dalam menyelesaikan setiap pekerjaan.
e. Tips Komunikasi yang Efektif
Komunikasi adalah pemecah masalah
ketika kita mengalami konflik, konflik secara internal maupun secara external,
komunikasi membawa kita pada perubahan yang lebih baik, seorang komunikator
yang baik cenderung mampu membentuk opini publik, mampu menggerakkan massa,
mampu mengendalikan situasi dan mampu mengeksekusi sebuah gagasan menjadi
sebuah realita. Seorang komunikator yang baik sangat disegani oleh lawan maupun
kawan, seorang komunikator yang baik sangat diperhitungkan daam berbagai
tatanan.
Komunikasi yang baik telah melahirkan
beberapa penulis yang luar biasa, komunikasi yang baik telah melahirkan
pembicara - pembicara besar, hampir semua masalah dalam kehidupn manusia
cenderung berakar pada masalah komunikasi, ketidaksanggupan untuk menerima
kekurangan orang lain, ketidaksanggupan untuk menerima hal buruk orang lain,
bahkan ketidaksanggupan menerima kekurangan diri. Jika ingin mengubah hidup
maka kita hanya perlu memperbaiki komunikasi kita.
Bagaimana cara komunikasi yang baik ? Berikut tips cara
berkomunikasi yang baik :
1. Kenali konsep diri Anda
2. Kenali kelebihan dan kekurangan Anda
3. Tetapkan tujuan komunikasi
4. Gali manfaat dari komunikasi yang akan terjadi
5. Buat draft pembicaraan
6. Kuasai topik pembicaraan
7. Hargai perbedaan pendapat
8. Menahan diri untuk menguasai pembicaraan
9. Pertahankan kontak mata
10. Empati terhadap situasi dan kondisi klien
11. Atur dan managemen nafas
12. Kontrol postur tubuh
13. Gunakan bahasa non verbal seperlunya
14. Gunakan bahasa yang sama - sama dimengerti
15. Cerahkan perbincangan dengan humor - humor segar