a. Siapa Remaja itu ?
Remaja itu adalah suatu fase perkembangan
yang dialami seseorang ketika memasuki
usia 12 - 22 tahun. Mujiyono (Tesis : 1986) membagi remaja menjadi tiga rentangan,
yakni : Remaja Awal : 12 – 15 tahun ; Remaja Madya : 15 – 18 tahun ; Remaja Akhir : 19 – 22 tahun. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa
dewasa. Hal ini sering membuat bingung baik oleh si remaja sendiri dan orang
tua. Begitu juga, orang tua sering kali tidak tahu harus berbuat apa kepada
anak remajanya yang sepertinya mulai nakal. Disinilah fungsi psikologi remaja,
yaitu untuk memahami cara berpikir para remaja.
b. Ciri-ciri atau Karakteristik Remaja
1.
Perkembangan Fisik
Fase
remaja adalah periode kehidupan manusia yang sangat strategis, penting dan
berdampak luas bagi perkembangan berikutnya. Pada remaja awal, pertumbuhan
fisiknya sangat pesat tetapi tidak proporsional, misalnya pada hidung, tangan,
dan kaki. Pada remaja akhir, proporsi tubuh
mencapai ukuran tubuh orang dewasa dalam semua bagiannya. Berkaitan dengan perkembangan fisik ini, perkembangan terpenting adalah
aspek seksualitas ini dapat dipilah menjadi dua bagian, yakni :
1) Ciri-ciri Seks Primer
Remaja pria
mengalami pertumbuhan pesat pada organ testis, pembuluh yang memproduksi sperma
dan kelenjar prostat. Kematangan organ-organ seksualitas ini memungkinkan
remaja pria, sekitar usia 14 – 15 tahun, mengalami “mimpi basah”, keluar
sperma. Pada remaja wanita, terjadi pertumbuhan cepat pada organ rahim dan
ovarium yang memproduksi ovum (sel telur) dan hormon untuk kehamilan. Akibatnya
terjadilah siklus “menarche”
(menstruasi pertama). Siklus awal menstruasi sering diiringi dengan sakit
kepala, sakit pinggang, depresi, dan mudah tersinggung.
2) Ciri-ciri Seks Sekunder
Seksualitas sekunder pada remaja adalah
pertumbuhan yang melengkapi kematangan individu sehingga tampak sebagai lelaki atau perempuan. Remaja pria mengalami pertumbuhan bulu-bulu pada kumis, jambang,
janggut, tangan, kaki, ketiak, dan kelaminnya. Pada pria telah tumbuh jakun dan
suara remaja pria berubah menjadi parau dan rendah. Kulit berubah menjadi
kasar. Pada
remaja wanita juga mengalami pertumbuhan bulu-bulu secara lebih terbatas, yakni
pada ketiak dan kelamin. Pertumbuhan juga terjadi pada kelenjar yang bakal
memproduksi air susu di buah dada, serta pertumbuhan pada pinggul sehingga menjadi
wanita dewasa secara proporsional.
2. Perkembangan Kognitif
Pertumbuhan otak mencapai
kesempurnaan pada usia 12 – 20 tahun secara fungsional, perkembangan kognitif
(kemampuan berfikir) remaja dapat digambarkan sebagai berikut :
1)
Secara
intelektual remaja mulai dapat berfikir logis tentang gagasan abstrak.
2)
Berfungsinya
kegiatan kognitif tingkat tinggi yaitu membuat rencana, strategi,membuat
keputusan-keputusan, serta memecahkan masalah
3)
Sudah
mampu menggunakan abstraksi-abstraksi, membedakan yang konkrit dengan yang
abstrak
4)
Munculnya kemampuan nalar secara ilmiah, belajar menguji hipótesis
5)
Memikirkan masa depan, perencanaan, dan mengeksplorasi alternatif
untuk mencapainya
6)
Mulai
menyadari proses berfikir efisien dan belajar berinstropeksi
7)
Wawasan
berfikirnya semakin meluas, bisa meliputi agama, keadilan, moralitas, dan
identitas (jati diri)
3. Perkembangan Emosi
Remaja
mengalami puncak emosionalitasnya, perkembangan emosi tingkat tinggi.
Perkembangan emosi remaja awal menunjukkan sifat sensitif, reaktif yang kuat, emosinya
bersifat negatif dan temperamental (mudah tersinggung, marah, sedih, dan
murung). Sedangkan remaja akhir sudah mulai mampu mengendalikannya. Remaja yang
berkembang di lingkungan yang kurang
kondusif, kematangan emosionalnya terhambat. Sehingga sering mengalami akibat negatif berupa
tingkah laku “salah suai”, misalnya :
1)
Agresif
: melawan, keras kepala, berkelahi, suka menggangu, dll
2)
Lari
dari kenyataan (regresif) : suka
melamun, pendiam, senang menyendiri, mengkonsumsi obat, minuman keras, atau obat
terlarang
4. Perkembangan Moral
Remaja sudah mampu berperilaku yang tidak hanya mengejar
kepuasan fisik saja, tetapi meningkat pada tatanan psikologis (rasa diterima,
dihargai, dan penilaian positif dari orang lain).
5. Perkembangan Sosial
Remaja telah mengalami perkembangan
kemampuan untuk memahami orang lain (social
cognition) dan menjalin persahabatan. Remaja memilih teman yang memiliki
sifat dan kualitas psikologis yang relatif sama dengan dirinya, misalnya sama
hobi, minat, sikap, nilai-nilai, dan kepribadiannya. Perkembangan sikap yang
cukup rawan pada remaja adalah sikap comformity
yaitu kecenderungan untuk menyerah dan mengikuti bagaimana teman sebayanya
berbuat. Misalnya dalam hal pendapat, pikiran, nilai-nilai, gaya hidup,
kebiasaan, kegemaran, keinginan, dll
6. Perkembangan Kepribadian
Isu sentral pada remaja adalah masa berkembangnya identitas diri (jati
diri) yang bakal menjadi dasar bagi masa dewasa. Remaja mulai sibuk dan heboh
dengan problem “siapa saya?” (Who am I ? ).
Terkait dengan hal tersebut remaja juga risau mencari idola-idola dalam
hidupnya yang dijadikan tokoh panutan dan kebanggaan.
Fase remaja tugas
perkembangannya adalah :
1. Menerima keadaan fisik dengan segala
kualitasnya
2. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua
dan figur yang mempunyai otoritas
3. Mengembangkan keterampilan berkomunikasi
antarpribadi dan belajar bergaul dengan orang lain/teman
4.
Menemukan manusia model atau tokoh yang akan dijadikan identitas dirinya
5.
Menerima dirinya sendiri dan yakin
atas kemampuannya
6. Memperkuat
kontrol diri dengan landasan nilai-nilai moral, prinsip-prinsip, dan falsafah
hidup
7.
Meninggalkan sifat kekanak-kanakan
c. Remaja dan Permasalahannya
Karakteristik remaja yang sedang
berproses untuk mencari identitas diri ini juga sering menimbulkan masalah pada
diri remaja. Gunarsa (1989) merangkum beberapa karakteristik remaja yang dapat
menimbulkan berbagai permasalahan pada diri remaja, yaitu:
1. Kecanggungan dalam pergaulan dan kekakuan dalam gerakan.
2. Ketidakstabilan emosi.
3. Adanya perasaan kosong akibat perombakan pandangan dan petunjuk hidup.
4. Adanya sikap menentang dan menantang orang tua.
5. Pertentangan di dalam dirinya sering menjadi pangkal penyebab
pertentangan-pertentang dengan orang tua.
6. Kegelisahan karena banyak hal diinginkan tetapi remaja tidak sanggup
memenuhi semuanya.
7. Senang bereksperimentasi.
8. Senang bereksplorasi.
9. Mempunyai banyak fantasi, khayalan, dan bualan.
10. Kecenderungan membentuk kelompok dan kecenderungan kegiatan
berkelompok.
Sebagian remaja mampu mengatasi
transisi ini dengan baik, namun beberapa remaja bisa jadi mengalami penurunan
pada kondisi psikis, fisiologis, dan sosial. Beberapa permasalahan remaja yang
muncul biasanya banyak berhubungan dengan karakteristik yang ada pada diri
remaja. Berikut ini dirangkum beberapa permasalahan utama yang dialami oleh
remaja.
Permasalahan Fisik dan Kesehatan
Permasalahan akibat perubahan fisik
banyak dirasakan oleh remaja awal ketika mereka mengalami pubertas. Mereka juga
sering membandingkan fisiknya dengan fisik orang lain ataupun idola-idola
mereka. Permasalahan fisik ini sering mengakibatkan mereka kurang percaya diri.
Ketidakpuasan akan diri ini sangat erat kaitannya dengan distres emosi, pikiran
yang berlebihan tentang penampilan, depresi, rendahnya harga diri, merokok, dan
perilaku makan yang maladaptiv. Lebih lanjut, ketidakpuasan akan body image ini
dapat sebagai pertanda awal munculnya gangguan makan seperti anoreksia atau
bulimia
Dalam masalah kesehatan tidak banyak
remaja yang mengalami sakit kronis. Problem yang banyak terjadi adalah kurang
tidur, gangguan makan, maupun penggunaan obat-obatan terlarang. Beberapa
kecelakaan, bahkan kematian pada remaja penyebab terbesar adalah karakteristik
mereka yang suka bereksperimentasi dan berskplorasi.
Permasalahan Alkohol dan Obat-Obatan Terlarang
Penggunaan alkohol dan obat-obatan
terlarang akhir-akhir ini sudah sangat memprihatinkan. Walaupun usaha untuk
menghentikan sudah digalakkan tetapi kasus-kasus penggunaan narkoba ini
sepertinya tidak berkurang.