1. Pengertian Kepribadian
Gordon Allport
merumuskan kepribadian sebagai “sesuatu” yang terdapat dalam diri individu yang
membimbing dan memberi arah kepada seluruh tingkah laku individu yang
bersangkutan. Lebih detail Allport mendefinisikan kepribadian
sebagai suatu organisasi yang dinamis dari sistem psikofisik individu yang
menentukan tingkah laku dan pikiran individu secara khas. Allport
menggunakan istilah sistem psikofisik dengan maksud menunjukkan bahwa jiwa dan
raga manusia adalah suatu sistem yang terpadu dan tidak dapat dipisahkan satu
sama lain, serta di antara keduanya selalu terjadi interaksi dalam mengarahkan
tingkah laku. Sedangkan istilah khas dalam batasan kepribadian Allport itu
memiliki arti bahwa setiap individu memiliki kepribadiannya sendiri. Tidak ada
dua orang yang berkepribadian sama, karena itu tidak ada dua orang yang
berperilaku sama.
Sigmund Freud memandang kepribadian sebagai
suatu struktur yang terdiri dari tiga sistem yaitu Id, Ego dan Superego. Tingkah laku tidak lain merupakan hasil dari
konflik dan rekonsiliasi ketiga sistem kepribadian tersebut.
Faktor-faktor yang
membentuk kepribadian
Kepribadian terbentuk karena proses keterlibatan subjek atau individu
atas pengaruh-pengaruh internal dan eksternal yang mencakup factor-faktor
genetis atau biologis, pengalaman-pengalaman sosial, dan perubahan lingkungan.
Dengan kata lain corak dan keunikan kepribadian individu itu dipengaruhi oleh
faktor-faktor bawaan dan lingkungan.
Kepribadian terbentuk oleh faktor-faktor :
1. Internal yang lebih menunjuk kepada faktor
bawaan
2. Eksternal, meliputi pengaruh lingkungan
baik sosial maupun non-sosial
b. Tipe-tipe
Kepribadian
Ada beberapa tipe kepribadian
menurut Hipocrates :
1.
Kepribadian Sanguinis
Tipe kepribadian ini memiliki
ciri-ciri ekstrovert, optimis ,
periang dan penuh semangat, penuh rasa ingin tahu. Tipe ini memiliki rasa humor
yang tinggi, ditambah dengan antusiasme dan sikap ekspresif mereka selalu menjadi bintang dalam setiap pertemuan.
Tipe ini memiliki kebutuhan mendasar akan pengakuan dan penghargaan.
2.
Kepribadian Melankolis
Kepribadian ini memiliki ciri-ciri
: introvert, pemikir, pesimis
mendalam dan penuh pikiran yang analitis, serius dan tekun, cenderung jenius,
berbakat dan kreatif, tipe ini sangat teliti, hati-hati dan suka curiga, taat aturan, sangat konsisten dengan perasaan
yang halus. Tipe ini memiliki kebutuhan mendasar berupa jawaban yang bermutu dan didukung data yang
lengkap dan akurat.
3.
Kepribadian Koleris
Ciri-ciri kepribadian ini adalah : ekstrovert, keras, tegas, tidak
emosional bertindak, tidak mudah patah semangat, bebas dan mandiri, memancarkan
keyakinan dan bisa menjalankan apa saja, berbakat menjadi pemimpin. Tipe ini sangat
dinamis, aktif, dan membutuhkan
perubahan. Tipe ini memiliki kebutuhan mendasar berupa tantangan, pilihan, dan pengendalian.
4. Kepribadian Phlegmatis
Kepribadian ini
memiliki ciri-ciri: introvert, mudah bergaul dan santai, diam tenang, sabar, pemalu, hidup konsisten, tenang tapi
cerdas, simpatik dan rendah hati, menyembunyikan emosi, bahagia menerima
kehidupan, tidak suka konflik dan pertentangan. Mereka sulit mengatakan
“tidak”, sangat sentimental dan suka hal yang sama “status quo”. Tipe ini memiliki kebutuhan mendasar berupa
penghargaan dan penerimaan.
c. Kepribadian Matang
Kematangan
kepribadian menggambarkan kedewasaan seseorang. Kematangan pribadi, ditunjukkan
dengan cirri-ciri antara lain :
1.
Mampu
menerima diri sendiri apa adanya
2.
Mampu
menerima kekurangan dan kelebihan diri secara positif
3.
Memiliki
pegangan hidup yang kuat
Agama merupakan pegangan
hidup kita, bagi orang yang memiliki kematangan pribadi, maka ia akan memiliki
kehidupan agama yang kuat
4.
Mampu
menjalin hubungan dengan orang lain dengan rasa aman
Dalam berkehidupan sosial,
pribadi yang matang dapat diterima dan menerima orang lain tanpa hambatan yang
berarti. Dia dapat segera menyesuaikan diri tanpa ikut arus.
5. Mempunyai perencanaan masa depan
Mempunyai perencanaan akan masa yang akan datang dalam kehidupannya, tidak
berpikiran sempit