a. Pengertian Pribadi yang Berkarakter dan
Berintegritas
Pribadi
yang berkarakter adalah seseorang yang memiliki nilai-nilai kehidupan terpuji (Superior Values) dan memegang teguh
nilai tersebut serta diamalkan dalam menjalani kegiatannya. Nilai-nilai utama
kehidupan diperoleh seseorang dari berbagai sumber antara lain adalah agama,
bimbingan keluarga, dan masyarakat. Agama apapun akan mengajarkan nilai-nilai
perilaku kebaikan yang membimbing penganutnya untuk bersikap dan bertindak yang
positif. Hal ini dapat dibuktikan bahwa bila seseorang jauh dari bimbingan
agama maka ia akan cenderung untuk berperilaku negatif.
Keluarga
yang harmonis akan memberikan cinta kasih dan contoh keteladanan bagi putera
puterinya. Perhatian dan kehangatan cinta seorang ibu mampu memberi
keseimbangan jiwa bagi anaknya. Perlindungan dan perjuangan seorang ayah akan
memberi inspirasi kepada anaknya untuk senantiasa mempertahankan kehidupan
dengan martabat yang mulia. Keluarga yang retak (broken home) dapat menimbulkan keguncangan jiwa dan kelemahan hati
bagi anak walaupun ditemukan juga beberapa contoh kecil seseorang yang berhasil
walau tumbuh di lingkungan keluarga yang hancur.
Pendidikan
masyarakat terhadap seseorang adalah pendidikan hakiki yang sesungguhnya.
Lingkungan yang sehat akan menjadi pondasi dan lahan persemaian benih jiwa yang
tangguh dalam menempuh kehidupan. Tatanan kehidupan sosial budaya akan
memperkaya pengalaman hidup seseorang dan menjadikannya lebih arif dan
bijaksana serta bertoleransi terhadap perbedaan. Ia menyadari bahwa ia berada
dalam suatu sistem kehidupan yang multi aspek. Ia akan mampu memberi apresiasi terhadap
keanekaragaman sebagai suatu mozaik penuh warna yang indah dan simetris.
Pribadi
yang berintegritas adalah seseorang yang mempunyai pendirian dan memegang
prinsip. Makna integritas itu sendiri adalah satunya kata dengan perbuatan. Ia
tidak akan melakukan sesuatu yang tidak diucapkannya. Perkataannya selalu
memiliki nilai tambah. Ia tidak akan mengenakan sesuatu barang atau apapun yang
berharga mahal dan mewah apabila ia mengucapkan bahwa ia ingin hidup sederhana.
Ia tidak sembarangan dalam mengutarakan pendapatnya. Segala sesuatunya selalu
dipertimbangkan dengan pemikiran dan kebijaksanaan yang matang.
Orang yang
berintegritas adalah orang yang sudah memiliki kepribadian secara utuh. Ia
menyadari kebutuhan sesuai dengan proporsinya. Ia selalu mampu mengendalikan
diri dan berada dalam kecukupan serta tidak pernah berkekurangan atau
berkelebihan. Ia memiliki konsep citra diri yang jelas dan mendapatkan
kepribadian utuh melalui proses pembelajaran dari pengalaman hidup yang
dilaluinya. Ia tidak perlu menempuh pendidikan kepribadian ala barat yang
banyak berkembang dewasa ini.
Orang yang
berintegritas adalah pribadi matang yang berorientasi pada proses, bukan pada
hasil semata. Ia meyakini bahwa bila ia melaksanakan sesuatu sesuai dengan
tahapan yang benar dengan cara sebaik-baiknya, maka hasil yang akan diperoleh
pasti akan baik pula. Sebaliknya bila ia mengerjakan kegiatan dengan proses
yang buruk, maka hasilnya juga akan buruk pula. Ia tidak akan tergiur untuk
memperoleh hasil yang banyak dengan cara yang cepat dan tergesa-gesa.
b. Pendidikan
Anti Korupsi
Pendidikan
Anti Korupsi (PAK) adalah salah satu solusi yang dapat mengatasi masalah
kelemahan karakter bangsa. PAK merupakan paket program pendidikan yang
modul-modulnya disusun oleh pakar untuk semua jenjang pendidikan sejak
pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi. Ada Sembilan Nilai Pendidikan Anti
Korupsi. Inspektorat Jenderal mendorong implementasi pendidikan anti korupsi
melalui internalisasi sembilan nilai inti dalam pendidikan anti korupsi yaitu
1) Jujur; 2) Peduli; 3) Mandiri; 4) Disiplin; 5) Tanggung jawab; 6) Kerja
keras; 7) Sederhana; Berani; dan 9) Adil yang akan diimplementasikan dalam
kegiatan pengajaran di setiap jenjang pendidikan. Berikut ini adalah uraian
keterangan singkat dari kesembilan nilai tersebut.
1. Jujur
Kejujuran
merupakan nilai dasar yang menjadi landasan utama bagi penegakan integritas
diri seseorang. Tanpa adanya kejujuran mustahil seseorang bisa menjadi pribadi
yang berintegritas. Seseorang dituntut untuk bisa berkata jujur dan transparan
serta tidak berdusta baik terhadap diri sendiri maupun orang lain. Kejujuran
juga akan terbawa dalam bekerja sehingga dapat membentengi diri terhadap godaan
untuk berbuat curang.
2. Peduli
Kepedulian
sosial kepada sesama menjadikan seseorang memiliki sifat kasih sayang. Individu
yang memiliki jiwa sosial tinggi akan memperhatikan lingkungan sekelilingnya di
mana masih terdapat banyak orang yang tidak mampu, menderita, dan membutuhkan
uluran tangan. Pribadi dengan jiwa sosial tidak akan tergoda untuk memperkaya
diri sendiri dengan cara yang tidak benar tetapi ia malah berupaya untuk
menyisihkan sebagian penghasilannya untuk membantu sesama.
3. Mandiri
Kemandirian
membentuk karakter yang kuat pada diri seseorang menjadi tidak bergantung
terlalu banyak pada orang lain. Mentalitas kemandirian yang dimiliki seseorang
memungkinkannya untuk mengoptimalkan daya pikirnya guna bekerja secara efektif.
Jejaring sosial yang dimiliki pribadi yang mandiri dimanfaatkan untuk menunjang
pekerjaannya tetapi tidak untuk mengalihkan tugasnya. Pribadi yang mandiri
tidak akan menjalin hubungan dengan pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab
demi mencapai keuntungan sesaat.
4. Disiplin
Disiplin
adalah kunci keberhasilan semua orang. Ketekunan dan konsistensi untuk terus
mengembangkan potensi diri membuat seseorang akan selalu mampu memberdayakan
dirinya dalam menjalani tugasnya. Kepatuhan pada prinsip kebaikan dan kebenaran
menjadi pegangan utama dalam bekerja. Seseorang yang mempunyai pegangan kuat
terhadap nilai kedisiplinan tidak akan terjerumus dalam kemalasan yang
mendambakan kekayaan dengan cara yang mudah.
5. Tanggungjawab
Pribadi
yang utuh dan mengenal diri dengan baik akan menyadari bahwa keberadaan dirinya
di muka bumi adalah untuk melakukan perbuatan baik demi kemaslahatan sesama
manusia. Segala tindak tanduk dan kegiatan yang dilakukannya akan
dipertanggungjawabkan sepenuhnya kepada Tuhan Yang Maha Esa, masyarakat,
negara, dan bangsanya. Dengan kesadaran seperti ini maka seseorang tidak akan
tergelincir dalam perbuatan tercela dan nista.
6. Kerja Keras
Perbedaan
nyata akan jelas terlihat antara seseorang yang mempunyai etos kerja dengan
yang tidak memilikinya. Individu beretos kerja akan selalu berupaya
meningkatkan kualitas hasil kerjanya demi terwujudnya kemanfaatan publik yang
sebesar-besarnya. Ia mencurahkan daya pikir dan kemampuannya untuk melaksanakan
tugas dan berkarya dengan sebaik-baiknya. Ia tidak akan mau memperoleh sesuatu
tanpa mengeluarkan keringat.
7. Sederhana
Pribadi
yang berintegritas tinggi adalah seseorang yang menyadari kebutuhannya dan
berupaya memenuhi kebutuhannya dengan semestinya tanpa berlebih-lebihan. Ia
tidak tergoda untuk hidup dalam gelimang kemewahan. Kekayaan utama yang menjadi
modal kehidupannya adalah ilmu pengetahuan. Ia sadar bahwa mengejar harta tidak
akan pernah ada habisnya karena hawa nafsu keserakahan akan selalu memacu untuk
mencari harta sebanyak-banyaknya.
8. Berani
Seseorang
yang memiliki karakter kuat akan memiliki keberanian untuk menyatakan kebenaran
dan menolak kebathilan. Ia tidak akan mentolerir adanya penyimpangan dan berani
menyatakan penyangkalan secara tegas. Ia juga berani berdiri sendirian dalam
kebenaran walaupun semua kolega dan teman-teman sejawatnya melakukan perbuatan
yang menyimpang dari hal yang semestinya. Ia tidak takut dimusuhi dan tidak
memiliki teman kalau ternyata mereka mengajak kepada hal-hal yang menyimpang.
9. Adil
Pribadi
dengan karakter yang baik akan menyadari bahwa apa yang dia terima sesuai
dengan jerih payahnya. Ia tidak akan menuntut untuk mendapatkan lebih dari apa
yang ia sudah upayakan. Bila ia seorang pimpinan maka ia akan memberi
kompensasi yang adil kepada bawahannya sesuai dengan kinerjanya. Ia juga ingin
mewujudkan keadilan dan kemakmuran bagi masyarakat dan bangsanya.